Mengapa Manusia Mengabaikan Kebenaran yang Tampak Jelas?

Mengapa Manusia Mengabaikan Kebenaran yang Tampak Jelas?


Konflik Timur Tengah seolah tak ada ujungnya. Baru-baru ini, Arab Saudi mengebom sebuah acara pemakaman di ibukota Yaman, Sana’a, sehingga menewaskan lebih dari 700 warga sipil. Sungguh ini sebuah kebiadaban luar biasa. Mengapa Arab Saudi yang merupakan sebuah kerajaan muslim tega membunuh sesama muslim? Jawaban dari pertanyaan ini sudah jelas, yaitu karena rezim Arab Saudi bersekutu dengan AS dan Israel. Kedua negara itulah yang sebenarnya berkepentingan di Yaman, mereka ingin menguasai Selat Bab Mandab yang sangat strategis, tempat lalu lalangnya tanker-tanker minyak. Mereka tak mau selat itu sampai jatuh ke tangan pemerintah pro-rakyat yang tak mau tunduk kepada AS dan Israel.
Kejadian serupa terjadi di Suriah. Mengapa Arab Saudi harus membiayai para “mujahidin” untuk memerangi Assad? Ada masalah apakah di antara keduanya? Tidak ada, sebenarnya. Namun lagi-lagi, rezim Saudi bersekutu dengan AS dan Israel, yang memandang keberadaan Assad sangat membahayakan Israel. Assad memang satu-satunya presiden Arab yang tersisa yang menolak berdamai dengan Israel. Betapa banyak bukti video dan foto yang memperlihatkan Israel dan para teroris bekerja sama (antara lain, senjata disuplai dari Israel, dan para “mujahidin” yang terluka dibawa ke rumah sakit di Israel).
Lalu, mengapa di depan semua fakta ini, umat Islam masih belum tahu kemana musti berpihak?
Pertanyaan ini, merupakan pertanyaan yang sama, yang dilontarkan Imam Husein 1376 tahun yang lalu. Pada tahun 61 H, Imam Husain diperangi oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Imam Husain mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yang tujuannya ingin memberi tahu, siapa pihak yang benar dan harus dibela, dan siapa pihak yang seharusnya diperangi. Mereka tahu jawabannya, namun tetap memilih memerangi Imam Husain. Dan selama kaum Muslimin masih terus abai pada kebenaran, selama itu pula kaum Muslimin akan terus terpuruk di kaki para imperialis dunia.
Berikut ini kami cuplik percakapan Imam Husain dengan pasukan Yazid, di Karbala (dari Luhuf, karya Sayyid ibn Thawus).
Pasukan Umar bin Saad dan Ubaidillah bin Ziyad mencapai dua puluh ribu orang. Pasukan besar ini menghalangi Al-Husain dan rombongannya untuk mengambil air di sungai Furat. Sampai akhirnya persediaan air minum habis, anak-anak menangis, para wanita merintih lemah.
Imam Husain pun berteriak lantang kepada para pasukan itu, “Kuingatkan kalian kepada Allah. Apakah kalian mengenalku ?”
Mereka menjawab, “Ya, kami mengenalmu dengan benar. Engkau adalah putra dan cucu Rasulullah .”
Beliau bertanya lagi, “Tahukah kalian bahwa Rasulullah saw. adalah kakekku ?”
“Ya, benar,” jawab mereka serentak.
“Bukankah Fatimah putri Rasulullah adalah ibuku ?”
“Ya, benar.”
“Bukankah Ali bin Abi Thalib ayahku ?”
“Ya, benar.”
“Bukankah Khadijah binti Khuwailid, wanita pertama yang memeluk agama Islam adalah nenekku ?”, tanya Al-Husain selanjutnya.
“Ya, benar.”
“Bukankah Hamzah penghulu para syuhada adalah paman ayahku ?”
“Ya, benar.”
“Bukankah Ja’far yang terbang di surga adalah pamanku ?”
“Ya, benar.”
“Tahukah kalian bahwa kini pedang Rasulullah berada di tanganku ?”
“Ya, benar.”
“Tahukah kalian bahwa sorban yang kupakai ini adalah sorban Rasulullah saw. ?”
“Ya, benar.”
“Tahukah kalian bahwa Ali adalah orang pertama yang memeluk agama Islam, orang yang paling berilmu,orang yang paling bijak dan pemimpin bagi semua insan Mukmin baik laki-laki maupun perempuan?” tanya Al-Husain.
“Ya, benar.”
“Kalau begitu atas dasar apa kalian hendak membunuhku, padahal ayahku adalah orang yang kelak akan menjagi penjaga telaga Kautsar. Dialah yang akan menghalau sekelompok orang dari telaga itu seperti orang menghalau kawanan unta yang hendak meminum air. Bendera Rasulullah pun kelak akan berada di tangannya?” tanya Al-Husain lebih lanjut.
“Semua yang anda katakan itu benar dan sudah kami ketahui,” jawab mereka. “Tapi meskipun demikian, kami tidak akan melepaskan anda sampai anda merasakan maut dalam keadaan dahaga yang mencekik leher."

*Semoga bermanfaat sahabat jagho

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syailil Kaunahal 'Arofata (Wulida Shodiqu)

Shil Ya Nabi