Manusia-manusia Malam Seribu Bulan
Manusia-manusia Malam Seribu Bulan Oleh: Achmad Faqih Mahfudz “Malam Lailatul Qadar tidak pernah lewat dalam hidupku setiap Ramadhan. Masih mau ikut dengan aku? Menunggu yang spektakuler, Ramadhan tahun ini Monumen Nasional itu akan merunduk, malam lebih indah dari seribu bulan itu terwujud dalam lentur menara bingkai emas itu. Aku akan memperoleh Lailatul Qadar Ramadhan tahun ini. Ini merupakan pengalaman keagamaanku yang luar biasa. Anugerah Lailatul Qadar terwujud di Lapangan Monas.” Ungkapan tersebut terlontar dari bibir Ibnu, salah seorang tokoh dalam cerpen “Malam Seribu Bulan” karya Hamsad Rangkuti. Ibnu, lelaki penjual obat di pasar itu, meyakinkan tokoh aku yang juga narator cerpen tersebut tentang keyakinannya bahwa Lailatul Qadar adalah sebuah malam ketika Monumen Nasional merunduk, dan siapa pun yang dianugerahi malam tersebut dapat mengambil emas sebanyak mungkin di pucuknya. “Tahun ini Monas akan merunduk di depanku. Aku akan mengikis kepingan...


Komentar
Posting Komentar