Mengapa Al-Qur'an Menyuruh Kita Memperhatikan Unta?

Mengapa Al-Qur'an Menyuruh Kita memperhatikan Unta?


Apakah kelebihan unta dalam kejadian dari binatang-binatang yang lain, sehingga Tuhan di dalam Surat Al-Ghasyiyah ayat 15 menyuruh memandang kejadian unta? Seolah-olah Tuhan menyuruh khususkan penglihatan kepada binatang yang tidak ada sangkut pautnya dengan kita bangsa Indonesia? Padahal masih banyak binatang lain yang lebih menarik hati kita?
“Apakah mereka memperlihatkan unta, bagaimana ia diciptakan?”
Buya Hamka dalam artikel di majalah Gema Islam no. 25 tanggal 1 Peruari 1963 menjawab:
Sengaja kami jawab juga pertanyaan remeh ini, karena sangat erat hubungannya dengan keragu-raguan beragama yang timbul di kalangan pemuda sekarag ini, terutama karena kerapkali unta dijadikan perlambang dari kemunduran “Sekarang zaman Jet, bukan lagi zaman unta.” Dan banyak lagi kata lain, yang isi maksudnya ialah memperingan-ringan Quran.
Saudara penanya tercinta! Bukankah unta itu saja yang disuruh perhatikan Tuhan dalam Al-Quran. Bukankah lanjutan ayat itu (No. 16) menyuruh memperhatikan “Langit betapa dia diangkatkan” dan no. 17; “Bukit betapa dia dipancangkan dan No. 18: “ Bumi betapa dia dihamparkan?”
Banyak saudaraku, bukan unta saja. Bacalah Al-Quran dengan seksama, sebagai seorang Muslim baiklah saudara membacanya, moga-moga bertambah juga Iman saudara. Di dalam Al-Quran kita pun disuruh memperlihatkan kuda (khail) dan baghal (peranakan kuda dengan keledai, dan keledai sendiri, “untuk menjadi kendaraan dan perhiasan” (Surat An-Nahl 18). Malahan sebuah surat khusus istimewa menyuruh kita emperlihatkan kuda untuk medan perang (cavaleri) yaitu surat Al-Adiyat. Tentu  saudara mengerti bahwa kuda kendaraan perang itu terpakai di mana-mana bukan di tanah Arab saja. Ayat menyuruh memperhatikan unta cuma sekali itu, sedang ayat tentang kuda berkali-kali.
Bukan saja unta, kuda dan keledai saudaraku. Bahkandisuruh memperhatikan lebah membuat sarang dan mengeluarkan manisan, sehingga ada satu surat yang memakai nama “lebah” dan tidak ada surat dalam Al-Quran yang bernama unta. Bahkan disuruh juga memperhatikan lawa-lawa membuat sarang yang rapuh, sehingga ada pula sebuah surat bernama “Al-Ankabut” (lawa-lawa) dan tidak ada surat bernama unta.
Sudilah saudaraku mengoreksi apakah agaknya yang menyebabkan saudaraku timbul sedikit rasa atipati kepada unta, sehingga saudara diitumbuhi kesan bahwa unta sajalah yang disuruh diperhatikan dalam Al-Quran?

*Semoga bermanfaat sahabat jagho

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syailil Kaunahal 'Arofata (Wulida Shodiqu)

Shil Ya Nabi